“Banyak orang yang menunggu dan butuh kepastian”
++
Begitu kira-kira kata daru ke gw siang hari tadi di sekolah.
Namun untuk memperoleh kepastian tersebut dibutuhkan waktu yang sangat lama dan haruslah dipikir secara benar- benar, tak boleh gegabah karena hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan kita ke depannya.
Gw menjadi bimbang lagi, sebelumnya memang gw merasa mempunyai kepastian dan tahu akan berjalan membawa semua ini kemana. Namun, setelah apa yang dikatakan daru, gw mulai berpikir lagi tentang kepastian tersebut.
Ternyata gw memang belum punya kepastian tentang hal itu.
Perasaan bersalahpun mulai menghampiri gw. Rasa itupun sekarang ini semakin besar. Gw merasa sangat bersalah kepada dia, dan teman-teman gw. Tidak berhenti disitu, rasa kekesalan terhadap diri sendiripun muncul.
Gw kesal sama diri gw sendiri yang sampai sekarang tidak bisa mempunyai kepastian.
Rasa kesal yang hanya pernah muncul 1x sebelumnya dalam kehidupan gw, kala itu akibat sikap gw yang tidak bisa untuk setia.
4 bulan bahkan bisa lebih. Itu adalah waktu yang telah gw lewati untuk mencari kepastian tersebut dan membuat semua menunggu gw. Namun, sampai sekarang gw masih belum punya kepastian tersebut. Berulangkali gw meyakini diri gw kalau gw sudah punya kepastian, namun ternyata semua hanya kepastian yang semu saja.
Pada hari ini, gw menyadari pertanyaan besar yang mendasari ketidak pastian ini tetapi gw tidak pernah menyadari.
“Apakah ini pelarian?”
++
Ternyata pertanyaan itulah yang semestinya gw jawab, namun justru baru hari ini gw menemukan pertanyaannya. Semenjak siang hari gw memikirkan hal tersebut, namun pada akhirnya selalu tidak bisa menemukan pemecahannya.
“Cuma lo yang bisa yg menentukan itu, dulu juga gw bisa menemukan pada akhirnya”
++
Begitulah jawaban lia secara singkat ketika gw bercerita kepadanya tentang ketidak pastian ini. Sebuah jawaban yang memaksa gw untuk berpikir keras.
Buat gw, ini jelas bukan hal yang mudah karena ini semua menyangkut orang lain juga dan bukan hanya gw seorang, sehingga gw juga harus bisa berpikir untuk orang lain tersebut.
Semua sangat berat, hingga akhirnya.
“Memangnya lo deket gara-gara mendapat perhatian yang sama darinya? Klo iya artinya benar kalau tidak berarti itu bukan pelarian!”
++
Gw menyadari bahwa selama ini gw justru tidak pernah memberlakukan dia seperti itu. Sehingga sedikit demi sedikit gw mulai bisa menemukan titik terang akan ketidakpastian ini.
Waktu pencarian kepastian sudah selesai, gw sudah menemukannya.
Sekarang adalah saat dimana gw harus mengungkapkan kepastian tersebut dan gw hanya bisa berharap bahwa kepastian ini adalah yang terakhir dan terbaik bukan untuk hanya gw, namun juga semua orang…