Waktu gw bangun pagi tadi, gw pikir hari ini bakal jadi hari yang biasa aja, dimana gw hanya akan tidur dan berbodoh-bodoh melakukan tindakan geje seharian. Ternyata gw salah, hari ini ternyata gw bersama yang lain akan melakukan surprise buat evan, yang hari ini ulang tahun yang ke-18. aah, sejak siang hari gw, wisnu sama wiwid sudah harus berpusing-pusing memikirkan apa yang akan kita lakukan. Akhirnya surprise itu bakal jadi juga kita buat [waktu gw nulis, masih pukul 3:30 and the surprise hasn’t taken place yet, but in a moments it will]
Beberapa jam setelah gw bangun, gw mendapat sebuah kabar and for me, its not a good news. Orang yang dari dulu gw kira, adalah seseorang yang sangat kuat, tegar, bisa ngatasin semua masalahnya tiba-tiba aja terlihat sangat rapuh. Ternyata sekuat apapun dia, dia hanyalah seorang remaja biasa, dan untuk kedua kalinya, gw melihat dia rapuh. Gw jadi inget, pertama kali gw dia menghadapi masalah dan yang membuat dia serapuh ini adalah masalah kehidupan percintaannya. Gw inget banget, waktu itu gw lagi bikin tugas di rumah dagil di kelapa gading, bareng Stephen, teddy, sama Philip. Tiba-tiba handphone gw berbunyi dan waktu gw cek ternyata dari dia. Waktu itu dia ada acara buat ngumpul-ngumpul bareng dan disitulah ada seseorang yang sangat dia sukai saat itu. Waktu pertamanya ngobrol, itu biasa aja lama kelamaan, dia terdengar semakin mellow dan pada akhirnya menangis. Buat gw itu pertama kalinya melihat dia menangis dan sebegitu down-nya. Ever since, dia selalu jadi seseorang yang sangat tough.
When I knew the story, seketika itu juga gw membayangkan apa yang dia lalui. Memang, harus diakui itu sangat berat. Berat banget bahkan. Gw sendiri belom tentu bisa klo harus dihadapin sama situa kaya gitu. perasaan bersalah muncul dalam diri gw, kenapa disaat kaya gini, gw gak bisa ada disamping dia? Gw justru gak bisa bantu banyak? Ingin rasanya gw berada di samping dia, untuk menguatkan dia. Gw sih udah melakukan apa yang gw bisa lakukan. I know its not much, tapi untuk saat ini hanya seperti itu yang bisa gw lakukan. its so sad to see her like that. I share many moments with her, she’s the first person who always stands next to me. Strengthen me, when I am weak. Share the same happiness when I am happy. Cuma gw yang mengerti apa yang gw rasakan sekarang. Semua rasa kesel, benci, marah, bercampur jadi satu dalam diri gw. sekarang gw cuma bisa bilang,
“I will always try to help you! And never said that last word again! I care for you, really. You know how I always try to help you, be tough. Okay?”